Senin, 27 Februari 2012

Berpacaran menurut Konsep Kriste

Berpacaran ala Kristen?

Pacaran merupakan suatu topik yang hangat dan lazim ditemui di tengah-tengah kalangan pemuda. Di dalam gereja, seringkali kita bisa melihat banyak teman-teman kita yang sudah berpacaran ataupun sedang PDKT (pendekatan) kepada lawan jenisnya. Namun demikian, banyak orang Kristen (bahkan di antaranya mungkin teman kita atau kita sendiri) yang tidak berpasangan dengan orang yang seiman dan sepadan.
Bolehkah orang Kristen memiliki pasangan yang tidak seiman dan sepadan? Pertanyaan ini seringkali diabaikan oleh orang Kristen karena tidak menyadari pentingnya konsep berpasangan ala Kristen. Istilah Kristen di sini bukan hanya sekedar menunjuk kepada orang Kristen secara umum tetapi kepada pengikut Kristus yang tunduk kepada Firman Tuhan.

Tentang pacaran
Apakah berpacaran menurut konsep Kristen? Apa perbedaannya pacaran Kristen dengan pacaran non-Kristen?
   
Berpacaran adalah suatu tahap yang melampaui tahap persahabatan antara seorang pria dan wanita, sebagai persiapan untuk memasuki tahap pernikahan. Wow! Terdengar begitu serius. Kenyataannya memang seserius itu. Banyak orang tidak mengerti keseriusan berpacaran dan hanya mengira kalau itu hanya untuk senang-senang. Pacaran melibatkan emosi dan jiwa, sehingga jangan heran kalau setiap kegagalan dalam berpacaran akan menimbulkan dampak pada hidup seseorang.
Kalau sudah menyadari bahwa pacaran adalah sesuatu yang serius, lalu apa? Hanya menyadari kalau pacaran adalah sesuatu yang serius tidaklah cukup. Kita juga sebagai orang Kristen harus menyadari bahwa setiap hidup kita adalah untuk Tuhan (Kolose 1:16) dan tujuan hidup kita adalah untuk mempermuliakan Tuhan dan menikmati Dia di dalam setiap aspek kehidupan kita, termasuk di dalam hal mencari pasangan hidup. Karena itu, kita tidak boleh sembarangan di dalam berpacaran dan di dalam mencari pacar.
Sebelum seorang Kristen mencari pasangan, dia harus terlebih dahulu menyadari beberapa poin:
  1. Dia hidup untuk mempermuliakan Tuhan dan menikmati-Nya (Roma 11:36). Iman yang sejati adalah iman yang menyandarkan hidup sepenuhnya kepada Kristus sebagai Juruselamat dan menjadikan-Nya Tuhan (Yesus menjadi Penguasa dan kita taat sepenuhnya) di dalam kehidupan kita. Bukankah sesuatu yang wajar bila segenap hidup kita mempermuliakan Tuhan kita? Jadi sebelum mencari pacar, setiap orang Kristen harus menyadari bahwa mencari pasangan pun supaya mempermuliakan Tuhan dan dengan demikian mencari pacar yang bisa membuat kita terus lebih mempermuliakan Tuhan.
  1. Dia menyadari ada panggilan yang Tuhan tetapkan di dalam hidupnya. Setelah ditebus oleh Kristus, hidup kita pun memiliki tujuan (purpose) dan ada panggilan khusus bagi kita sebagaimana kita masuk di dalam rencana kekal Allah. Mungkin banyak orang belum tahu panggilannya secara pasti termasuk masalah pasangan hidup. Mencari pasangan hidup bertujuan untuk menggenapi panggilan yang telah Tuhan tetapkan di dalam hidup kita.
  1. Kehidupan pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan kudus. Karena itu, pernikahan dan pacaran (persiapan pernikahan) tidak boleh dipermainkan atau dibuat mainan. Seksualitas (keintiman) juga diciptakan Tuhan sebagai sesuatu yang kudus yang boleh dinikmati oleh manusia secara bertanggung jawab di dalam pernikahan. Seksualitas dilakukan bukan sekedar untuk memuaskan nafsu birahi melainkan untuk menikmati suatu keintiman yang menggambarkan relasi antar Pribadi Allah Tritunggal dan menggambarkan relasi Kristus dengan jemaat-Nya.
Dari poin-poin di atas kita dapat langsung membedakan berpacaran ala Kristen dan non-Kristen. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa berpacaran ala Kristen tidak berpusat kepada diri tetapi pada Tuhan. Sedangkan berpacaran non-Kristen tidak mungkin berpusat pada Tuhan karena tidak adanya relasi dengan Tuhan.

Pasangan tidak seiman
Apa salahnya punya pacar yang tidak seiman dan sepadan? Kan gak pasti dia akan tetap tidak percaya? Bukankah malah ada kesempatan juga untuk mempertobatkan dia?
Memang benar kalau ada kemungkinan pasangan yang tidak seiman tersebut bisa bertobat. Namun demikian, bertobat atau tidak bertobat bukan terletak di tangan kita. Allah yang sudah menetapkan umat pilihan-Nya sehingga Dia tahu apakah seseorang akan bertobat atau tidak. Kita hanya dapat menginjili orang tersebut.
  Masalah percaya atau tidak, itu di luar kedaulatan kita.

II Korintus 6:14–15, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?”
Di dalam ayat ini, Paulus telah memperingatkan anak-anak Tuhan untuk tidak berpasangan dengan orang-orang yang tidak seiman. Memang latar belakang ayat ini tidak hanya tertuju secara spesifik kepada masalah pasangan hidup. Ayat ini juga mencakup gaya hidup, konsep pemikiran, dan lain-lain. Inti dari perikop ini adalah untuk menyucikan diri dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita di dalam takut akan Tuhan (II Kor 7:1). Tetapi yang menjadi permasalahan adalah mengapa orang Kristen ngotot untuk berpacaran dengan orang non-Kristen? Apakah motivasi di baliknya? Benarkah motivasinya untuk menguduskan pasangannya (dengan menginjilinya agar bertobat) atau sebenarnya ‘rumput tetangga lebih hijau’ dan mencoba merohanikannya? Jika benar motivasi kita adalah penginjilan, apakah harus melalui pacaran? Kita dapat menginjili siapa saja tanpa menjadikannya pasangan kita bukan? Jadi, jikalau memang motivasi kita bukan untuk penginjilan, biarlah kita jujur mengatakannya. Tetapi, kejujuran ini tidak melegitimasikan ketidaktaatan kita kepada Firman Tuhan. Ini berarti kita yang harus bertobat dan menundukkan diri kita kembali kepada otoritas Firman Tuhan menjadi penuntun hidup kita.
Problematika berpasangan dengan orang yang tidak seiman dan sepadan
Banyak orang yang hidup rukun meskipun pasangannya tidak sepadan. Kalau begitu, kenapa tidak boleh? Apakah dampak hidup dengan pasangan yang tidak seiman dan sepadan?
Pasangan Kristen dan non-Kristen memang dapat terlihat hidup di dalam kerukunan. Namun sebenarnya, di dalam lubuk hati terdalam terdapat bentrokan besar di antara kedua belah pihak, kecuali pihak yang Kristen berkompromi. Meskipun seseorang mengkompromikan imannya untuk dapat bersama-sama dengan pasangan yang tidak seiman dan sepadan, dia tidak dapat memungkiri kalau sebenarnya dia tidak bahagia karena pernikahannya tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana seharusnya sebuah pernikahan (lihat poin ke-3 di atas).
Beberapa perbedaan yang pasti akan menjadi masalah ketika seorang Kristen berpasangan dengan orang yang tidak seiman dan sepadan:
  1. Status hidup – Sebagai orang beriman, status hidup kita sudah diubah menjadi anak-anak Allah. Kita memiliki sebuah hubungan yang indah dengan Bapa di surga. Rasul Paulus menggambarkannya di dalam ayat yang dikutip di atas dengan perbandingan antara terang dan gelap.
  1. Standar hidup – Sebagai orang beriman, standar hidup kita adalah Firman Tuhan. Kita sadar kalau kita harus taat sepenuhnya kepada Allah dan tunduk kepada otoritas Alkitab. Bagaimana dengan pasangan kita yang non-Kristen?
  1. Tujuan hidup – Sebagai orang beriman, tujuan hidup kita adalah mempermuliakan Tuhan dan menikmati Dia selamanya. Kita rindu segala sesuatu yang kita lakukan dapat menyenangkan Tuhan. Gol dari hidup orang Kristen adalah Tuhan sendiri, sedangkan gol hidup non-Kristen adalah untuk diri, dunia, dan setan.
  1. Arti hidup – Sebagai orang beriman, kita menemukan kepenuhan arti hidup ketika kita bertemu dengan Kristus baik di dalam keselamatan (sebagai Juruselamat) maupun seluruh aspek hidup kita (sebagai Tuhan). Singkatnya, arti hidup kita adalah Kristus. Namun, pasangan yang non-Kristen akan hidup tanpa Kristus, setiap hal yang mereka lakukan adalah sia-sia, seperti kata Pengkhotbah.
  1. Eksistensi hidup – Setiap orang beriman dikatakan sudah dipindahkan dari mati kepada hidup, sedangkan orang non-Kristen masih berada di dalam kematian. Hal ini membedakan keberadaan dan kualitas hidup itu sendiri, orang Kristen menghidupi kehidupan yang hidup, yang berarti bertumbuh, sedangkan orang non-Kristen menghidupi kehidupan yang mati, yang berarti membusuk.
Akhir kata, apakah motivasi kita ketika bertanya bolehkah orang Kristen berpasangan dengan non-Kristen? Biarlah kita jujur di hadapan Tuhan dan sebagai anak Tuhan rela tunduk hidup di bawah otoritas kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita belajar di dalam aspek ini mempertuhankan Kristus dalam hidup kita. Jadi, marilah kita belajar mencari kehendak Tuhan yang adalah pusat dari hidup kita dan bukan mencari batasan sampai di mana kita masih ‘tidak melanggar’ kehendak Tuhan. Soli Deo Gloria.

Kamis, 02 Februari 2012

7 FAKTA YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MUTU PENDIDIKAN INDONESIA



1. PEMBELAJARAN HANYA PADA BUKU PAKET
Di indonesia telah berganti beberapa kurikulum dari KBK menjadi KTSP. Hampir setiap menteri mengganti kurikulum lama dengan kurikulum yang baru. Namun adakah yang berbeda dari kondisi pembelajaran di sekolah-sekolah? TIDAK. Karena pembelajaran di sekolah sejak jaman dulu masih memakai KURIKULUM BUKU PAKET. Sejak era 60-70an, Pembelajaran di kelas tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Apapun kurikulumnya, guru hanya mengenal buku paket. Materi dalam buku paketlah yang menjadi “ACUAN” pengajaran guru. Sebagian Guru Tidak pernah mencari sumber refrensi lain sebagai acuan belajar.

2. PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERAMAH

Metode pembelajaran yang menjadi favorit guru mungkin hanya satu, yaitu metode berceramah. Karena berceramah itu mudah dan ringan, tanpa modal, tanpa tenaga, tanpa persiapan yang rumit, Metode ceramah menjadi metode terbanyak yang diapakai guru karena memang hanya itulah metode yang benar-benar di kuasai sebagain besar guru. Pernahkah guru mengajak anak berkeliling sekolahnya untuk belajar ? Pernahkah guru membawa siswanya melakukan percobaan di alam lingkungan sekitar ? Atau pernahkah guru membawa seorang ilmuwan langsung datang di kelas untuk menjelaskan profesinya? mungkin hanya satu alasannya, yaitu Biaya

3. KURANGNYA SARANA BELAJAR
Sebenarnya, perhatian pemerintah itu sudah cukup, namun masih kurang cukup. Pemerintah yang semangat memberikan pelatihan pengajaran yang PAIKEM (dulunya PAKEM) tanpa memberikan pelatihan yang benar-benar memberi dampak dan pengaruh. Malah sebaliknya, pelatihan metode PAIKEM oleh pemerintah dilaksanakan dengan hanya berupa Ocehan belaka

4. PERATURAN YANG TERLALU MENGIKAT
Ini tentang KTSP, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang seharusnya sekolah memiliki kurikulum sendiri sesuai dengan karakteristiknya. Namun apa yang terjadi? Karena tuntutan RPP, SILABUS yang “membelenggu” kreatifitas guru dan sekolah dalam mengembangkan kekuatannya. Yang terjadi RPP banyak yang jiplakan (bahkan ada lho RPP dijual bebas, siapapun boleh meniru). Padahal RPP seharusnya unik sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. Administrasi-administrasi yang “membelenggu” guru, yang menjadikan guru lebih terfokus pada administrator, sehingga guru lupa fungsi utama lainnya sebagai mediator, motivator, akselerator, fasilitator, dan lainnya

5. GURU TIDAK MENANAMKAN SOAL "BERTANYA"
Lihatlah pembelajaran di ruang kelas. Sepertinya sudah diseragamkan. Anak duduk rapi, tangan dilipat di meja, mendengarkan guru menjelaskan. seolah-olah Anak “Dipaksa” mendengar dan mendapatkan informasi sejak pagi sampai siang, belum lagi ada sekolah yang menerapkan Full Days. Anak diajarkan cara menyimak dan mendengarkan penjelasan guru, sementara kompetensi bertanya tak disentuh. Anak-anak dilatih sejak TK untuk diam saat guru menerangkan, untuk mendengarkan guru. Akibatnya Siswa tidak dilatih untuk bertanya. Siswa tidak dibiasakan bertanya, akibatnya siswa tidak berani bertanya. Selesai mengajar, guru meminta anak untuk bertanya. Heninglah suasana kelas. Yang bertanya biasanya anak-anak itu saja.

6. METODE PERTANYAAN TERBUKA TIDAK DIPAKAI
Salah satu ciri negara FINLANDIA yang merupakan negara ranking pertama kualitas pendidikannya adalah dalam ujian guru memberkan soal terbuka, siwa boleh menjawab soal dengan membaca buku. Sedangkan Di Indoneisa? tidak mungkin, guru pasti sudah berfikir, "nanti banyak yang nyontek dong," begitu kata seorang guru. Guru Indonesia belum siap menerapkan ini karena masih kesulitan membuat soal terbuka. Soal terbuka seolah-olah beban berat. Mendingan soal tertutup atau soal pilihan ganda, menilainya mudah, begitu kira-kira alasan guru sekarang.

7. FAKTA TENTANG MENYONTEK
Siswa menyontek itu biasa terjadi. tapi, guru tidak akan lelah untuk memperingatkannya, Tapi apakah kalian tahu kalau "guru juga menyontek" ? Ini lebih parah. Lihatlah tes-tes yang diikuti guru, tes pegawai negeri yang di ikuti guru, menyontek telah merasuki sosok guru. guru aja menyontek apalagi siswanya.

nah... mungkin itulah beberapa sebab yang berakibat pada kemajuan Pendidikan di Indonesia, dan Mohon maaf apabila ada yang merasa tersinggung. :):)

Lasiana Beach, Nature Tourism Kupang

Lasiana Beach is one tourist attraction in Kupang, East Nusa Tenggara. Visitors who arrived at the beach this Lasiana most on holidays or Sundays. Lasiana Beach is located in Central Kupang, Kupang, NTT. Mileage is only 12 kilometers facilitate access for those who want to relieve tired while chatting with the white sand and rolling wave.
For the citizens of the city of Kupang, Lasiana Beach has become a choice place for a vacation tour. Swaying coconut midrib Lasiana Beach, just harmony with the taste of young coconut which can easily be found in this area.

In addition, in the area Lasiana Coast, many found Lapo-Lapo, who roofed building typical timor reeds.
Domestic hot sun A thousand Reef is slowly replaced by comforting sea breeze that caressed Lasiana Coast and memnyapa you.
The beach is beautiful and very natural in the era of 1970-1980′s, in a period of about 30 years the shoreline has eroded nearly 500 meters into the mainland. The government is trying to save the lip Beach Lasiana it by building embankments along the lips of breaking waves on the beach Lasiana.
Wrap coconut and palm trees that grow pretty much along the lines lasiana Beach makes a feel of its own. In the vicinity of the western part of this Lasiana beach location you can find areas in the form of small hills.
Residents in the surrounding area this lasiana Coast tour that offers fresh coconuts as satisfying your thirst after soaking in the tide tired Lasiana Coast.
Transport access to the beach this Lasiana you can find with a lot of options that vary. Public transportation is very smooth to the location of choice for Lasiana Beach.
In addition, a rental car you can also use. For those of you who want more flexibility, can use a motorcycle motorcycles as alternative transportation. In addition, the existence of a homestay can be a typical tourist area that is packed in a professional manner.